Dosen Pengampu : Ratih Nindyasaris.Kom
Nama Anggota Kelompok :
1. Hariyanto (201551022)
2. Ahmad Noor Jamal (201551015)
3. Ahmad Yusriel Setiawan (201551141)
4. Irvan Wahyu Prabowo (201551008)
A. Evolutionary Software Process Models (Evolusi Software Proses Model)
Tanpa disadari kini perangkat lunak mulai
berkembang dari level ke level, artinya kini mengalami peningkatan. Untuk
memenuhi bisnis dan produk yang sering berubah-ubah suatu aplikasi mustahil
dapat berkahir sempurna. Akan tetapi untuk memenuhi pasar seorang progammer /
software developer harus terlebih dahulu aplikasi/perngkat lunak guna memenuhi
tekanan bisnis.
Dalam hal ini perangkat lunak membutuhkan model proses yang telah secara
eksplisit dirancang untuk menampung produk yang berkembang dari waktu ke waktu.
Model berurutan linear dirancang
untuk pengembangan pada garis lurus. Pada dasarnya, pendekatan air terjun ini
mengasumsikan bahwa sistem lengkap akan disampaikan setelah urutan linier
selesai.
1). The Incremental Model (Model
Incremental dalam Rekayasa Perangkat Lunak)
Model Incremental dalam rekayasa perangkat lunak,
menerapkan rekayasa perangkat lunak perbagian, hingga menghasilkan perangkat
lunak yang lengkap. Proses membangun berhenti jika produk sudah mencapai
seluruh fungsi yang diharapkan.
Pada awal tahapan dilakukan penentuan kebutuhan dan
spesifikasi. Kemudian dilakukan perancangan arsitektur software yang
terbuka, agar dapat diterapkan pembangunan per-bagian pada tahapan selanjutnya.
Tahapan Incremental Model adalah :
- Requirement
- Specification
- Architecture Design
Tahapan-tahapan tersebut dilakukan secara
berurutan. Setiap bagian yang sudah selesai dilakukan testing, dikirim ke
pemakai untuk langsung dapat digunakan.
Pada incremental model, tiga tahapan awal harus
diselesaikan terlebih dahulu sebelum sebelum tahap membangun tiap modal.
Untuk mengantisipasi kondisi yang terjadi pada model
incremental, diperkenalkan model More Risky Incremental Model. Model
ini menerapkan sistem kerja yang paralel. Sesudah daftar kebutuhan
didapatkan dari pemakai, tim spesifikasi membuat spesifikasi untuk modul
pertama. Sesudah spesifikasi pertama selesai, tim desain menindak
lanjuti. TIm spesifikasi sebelumnya juga langsung membuat spesifikasi
untuk model kedua, dan seterusnya.
2). The Spiral Model
Spiral Model adalah suatu model tentang tahapan pembuatan
suatu perangkat lunak, spiral model ini adalah salah satu dari model
revolusioner, model spiral merangkai sifat interatif yaitu sifat yang ditandai
yang memungkinkan untuk mengembangkan versi dari suatu perangkat lunak secara
bertahap untuk menghasilkan perangkat lunak yang lebih lengkap atau lebih
sempurna dan terkontrol. Perangkat lunak dikembangkan dalam deretan
pertambahan. Selama awal iterasi, rilis ikremantal bisa berupa model/prototype
kertas, kemudian sedikit demi sedikit dihasilkan versi sistem yang lebih
lengkap.
A. Tahapan-Tahapan Model Spiral
Model spiral dibagi menjadi enam wilayah tugas
yaitu :
1.Customer communication
Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun
komunikasi yang efektif antara developer dengan user / customer terutama
mengenai kebutuhan dari customer.
2. Planning
Aktivitas perencanaan ini dibutuhkan untuk
menentukan sumberdaya, perkiraan waktu pengerjaan, dan informasi lainnya yang
dibutuhkan untuk pengembangan software.
3. Analysis
Risk
Aktivitas analisis resiko ini dijalankan untuk
menganalisis baik resiko secara teknikal.
4. Engineering
Aktivitas yang dibutuhkan untuk membangun 1 atau
lebih representasi dari aplikasi secara teknikal.
5. Construction
& Release
Aktivitas yang dibutuhkan untuk develop software,
testing, instalasi dan penyediaan user / costumer support seperti training
penggunaan software serta dokumentasi seperti buku manual penggunaan software.
6.Customer
Evaluation
Aktivitas yang dibutuhkan untuk mendapatkan
feedback dari user / customer berdasarkan evaluasi mereka selama representasi
software pada tahap construction and release
B. DEKSRIPSI
Model Spiral memiliki
beberapa tahapan dalam proses pembuatan perangkat lunak. Prosesnya antara lain
yaitu Proses Komunikasi Pelanggan, kemudian Proses Perencanaan, kemudian Proses
Analisis Resiko, kemudian Proses Perekayasaan, kemudian Proses Konstruksi dan
Peluncuran, kemudian Evaluasi Pelanggan dan akan berulang kembali jika
pelanggan menginginkan pengembangan untuk perangkat lunak yang dia inginkan.
Pada proses yang
pertama yaitu Proses Komunikasi Pelanggan dimana pada tahap ini kita sebagai
penjual perangkat lunak berkomunikasi dengan pelanggan untuk mengetahui apa
yang pelanggan inginkan pada perangkat lunaknya. Setelah melewati proses
pertama kita akan memasuki tahap kedua atau proses kedua yaitu Proses
Perencanaan dimana pada tahapan ini kita akan mendefinisikan tentang
perancangan perangkat lunak yang akan kita buat seperti berapa lama waktu yanga
akan dibutuhkan, apa saja sumber daya yang kita butuhkan saat membuat perangkat
lunak tersebut dan informasi-informasi lainnya yang berhubungan. Setelah
melewati proses pertama kita akan memasuki tahap kedua atau proses kedua yaitu
Proses Perencanaan dimana pada tahapan ini kita akan mendefinisikan tentang
perancangan perangkat lunak yang akan kita buat seperti berapa lama waktu yang
akan dibutuhkan, apa saja sumberdaya yang kita butuhkan saat membuat perangkat
lunak tersebut dan informasi-informasi lainnya yang berhubungan.
Setelah melewati proses
pertama dan kedua maka kita akan memasuki tahapan yang ketiga yaitu proses
Analisis Resiko dimana pada tahapan ini kita akan menganalisis resiko-resiko
yang akan terjadi pada saat pembuat suatu perangkat lunak apakah itu resiko
manajemen maupun resiko teknik pada perangkat lunak tersebut.
Setelah melalui tahap
pertama, kedua, dan ketiga setelah itu kita memasuki proses atau tahapan
perekayasaan dimana pada proses bagaimana kita membuat satu atau lebih
representatife dari aplikasi tersebut.
Setelah melalui tahap
pertama, kedua, ketiga, keempat dan sekarang kita memasuki tahap kelima yaitu
Proses Konstruksi dan Peluncuran dimana pada proses kelima ini kita akan
mengkonstruksi, menguji, memasang dan akan memberikan pelayanan pada konsumen
atau pelanggan yang memesan perangkat lunak yang kita buat setelah melalui
empat tahapan sebelumnya.
Dan setelah melalui tahapan pertama, kedua,
ketiga, keempat dan kelima kita akan memasuki tahapan keenam dan yang juga
merupakan tahapan terakhir dari proses spiral model yaitu proses Evaluasi
Pelanggan dimana pada tahapan ini kita akan mendapatkan pendapat dari pelanggan
tentang perangkat lunak yang telah kita jual padanya dan pada tahap ini juga
pelanggan akan memberitahu apakah perangkat lunak yang kita buat dia ingin
kembangkan lagi, jika pelanggan akan mengembangkan lagi perangkat lunak yang
dia punyai maka kita akan mulai mengembangkan perangkat lunak tersebut dari
tahap awal lagi yaitu proses Evaluasi Pelanggan dan seterusnya hingga perangkat
lunak tersebut jadi seperti apa yang pelanggan kita inginkan.
C. GAMBAR/BAGAN
D. KARAKTERISTIK
Spiral model adalah
penggabungan antara prototyping model
dan waterfall model , metode iterasi yang ada pada prototyping model dan tahap
sistematis yang digunakan dalam waterfall model digabungkan menjadi satu
sehingga menciptakan model baru.
Model Spiral ini dapat
digunakan sepanjang kehidupan artinya pada model ini tidak akan berakhir jika
terus dikembangkan dimana awal bisa menjadi pengembangan lagi pada suatu
perangkat lunak dan pada model ini bisa terjadi pemberhentian dimana jika kita
tidak menggunakan perangkat lunak tersebut lagi atau tidak ingin
mengembangkannya lagi maka bisa saja terjadi pemberhentian seperti ini tapi
jika perangkat lunak tersebut kita ingin kembangkan lagi maka prosesnya bisa
dimulai lagi. Model spiral ini biasanya digunakan atau dipakai oleh perusahaan
- perusahaan besar yang membutuhkan perangkat lunak yang terus di kembangkan.
E. KEUNTUNGAN DAN KEKURANGAN
Adapun beberapa Kelebihan
dan Kelemahan Model Spiral yang ada:
A. Kelebihan model Spiral :
1. Dapat disesuaikan agar perangkat lunak bisa dipakai selama
hidup perangkat lunak komputer.
2. Lebih cocok untuk pengembangan sistem dan perangkat lunak
skala besar.
3. Pengembang dan pemakai dapat lebih mudah memahami dan
bereaksi terhadap resiko setiap tingkat
evolusi karena perangkat lunak terus bekerja selama proses.
B.Kelemahan model Spiral:
1. Sulit untuk menyakinkan pelanggan bahwa pendekatan
evolusioner ini bisa dikontrol.
2. Memerlukan penaksiran resiko yang masuk akal dan akan
menjadi masalah yang serius jika resiko mayor tidak ditemukan dan diatur.
3. Butuh waktu lama untuk menerapkan paradigma ini menuju
kepastian yang absolute.
F. PENERAPAN
Model spiral biasanya
diterapkan/digunakan pada perusahaan-perusahaan berskala besar.
Contoh penerapan umum metode
pengembangan perangkat lunak dengan menggunakan metode spiral adalah sebagai
berikut :
1. Concept Development Project (Proyek Pengembangan Konsep)
2. New Product Development Project (Proyek Pengembangan Produk
Baru)
3. Product Enhancement Project (Proyek Peningkatan Produk)
4. Product Maintenance Project (Proyek Pemeliharaan Produk).
3. The WINWIN Spiral Model
Dalam win win spiral model
yang merupakan ekstensi dari spiral model, tim pengembang dan pelanggan akan
melakukan diskusi dan negosiasi terhadap requirement-nya. Disebut win win
karena merupakan situasi kemenangan antara tim pengembang dan pelanggan. Yang
membedakan antara win win spiral model dan spiral model yaitu setelah selesai
mendapatkan feed back dari pelanggan, tim pengembang aplikasi dan pelanggan
akan kembali melakukan negosiasi untuk perkembangan aplikasi tersebut.
Kelebihan :
- Sama sama adanya kesepakatan developer dengan customer
- Terdapat kepuasan dan keuntungan antara developer dengan customer karena aplikasi yang dijalankan dengan negoisasi sesuai kesepakatan
- Sangat efektif untuk digunakan karena kesepakatan antara developer dengan customer sama-sama disepakati sehingga tidak akan menimbulkan ketidak puasan customer
Kekurangan :
- Membutuhkan waktu yang cukup lama
- Seringkali pada awalnya customer dengan developer mengalami kecekcokkan pada saat negoisasi
4. The Concurrent Development Model
The Concurrent Development
Model bisa di sebut Concurrent
Engineering adalah model yang dapat direpresentasikan dengan skema sebagai
series dari kerangka aktifitas, aksi software engineering dan juga tugas dari
jadwal.
Pada model
ini aktifitas kerja dilakukan secara bersamaan, setiap proses kerja memiliki
beberapa pemicu kerja dari aktifitas. Pemicu dapat berasal dari awal proses
kerja maupun dari pemicu yang lain karena setiap pemicu akan saling
berhubungan. Misalnya proses desain akan berubah atau dihentikan sementara
karena ada perubahan permintaan kebutuhan dari customer.
Concurrent Process Model dapat
digambarkan secara skematik sebagai rangkaian dari kegiatan teknis utama, tugas
dan hubungan antar bagian. Jadi, pada intinya Metode
CDMini suatu skema model yang mengimplementasikan suatu proses kerja
yang dilakukan cepat namun dikerjakan secara bersama-sama dan tetap efektif
dalam menyelesaikan berbagai penyelesaian masalah sesuai permintaan customer.
Diagram Modeling Activity menunjukkan
skematik dari satu aktivitas denganConcurrent
Process Model. Aktivitas analisa pada setiap orang mencatat
bagian-bagian di setiap waktu sesuai jadwal. Dengan cara yang sama, aktivitas
yang lain seperti komunikasi antara customer dapat digambarkan dengan cara yang
sama.
Concurrent Process Model sering
digunakan sebagai paradigma untuk pengembangan aplikasi Client/Server. Sistem Client/Server terdiri
atas satu set komponen yang fungsional. Ketika diaplikasikan untuk Client/Server, Concurrent
Process Model menggambarkan aktivitas di dua dimensi yaitu dimensi
sistem dan dimensi komponen.
- Dimensi
Sistem ditujukan menggunaan tiga aktivitas : Design, Perakitan(Assembly) dan Penggunaan (Use).
- Dimensi Komponen ditujukan dengan dua aktivitas : Design dan Realisasi.
Concurrency dicapai dalam jalan dua arah yaitu
sebagai berikut :
- Sistem dan komponen aktivitas terjadi secara
simultan dan dapat diperagakan menggunakan pendekatan yang berorientasi
status sebelumnya.
- Kekhasan aplikasi Client/Server adalah
diterapkan dengan banyak komponen, masing-masing dapat dirancang dan
direalisasi secara bersamaan.
Kelebihan
dari Model CDM :
- Hasil yang di dapat akan menghasilkan suatu
sistem yang sangat baik karena terdapat perancangan yang terjadi secara
besar dan terencana secara matang.
Kekurangan
dari Model CDM :
- Memungkinkan terjadinya perubahan besar-besaran,
maka akan membuat biaya dan waktu yang diperlukan membengkak.
Jadi
kesimpulannya, Model The Concurrent
Development ini adalah suatu "Cara" / langkah kerja untuk membuat suatu sistem yang dikerjakan secara besar-besaran
namun tetap mempertahankan kualitas sesuai dengan permintaan Customer, bila ada
permintaan lain dari Customer maka langkah-langkah kerja dihentikan sementara
untuk memaksimalkan hasil akhir dari Model
CDM.
EmoticonEmoticon